Sunday, April 6, 2014

jeng-jeng ning dieng

golden sunrise sikunir, tongsis, dan kartu uno adalah tiga kata kunci yang akan penulis bold di rekaman perjalanan kali ini. seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Tekojar 2005 kembali menyelenggarakan wisata untuk kesekian kalinya. di tahun ke-9 kebersamaan mereka ini, mereka memutuskan untuk mengunjungi plato dieng. yap! dieng. sebuah kawasan dataran tinggi di daerah wonosobo-banjarnegara yang juga termahsyur sebagai tanahnya para dewa.

 keindahan dieng plateau

menilik dan belajar dari perjalanan-perjalanan terdahulu, wisata ke dieng kali ini digarap secara lebih total dan serius. setiap anggota yang mengisi absensi memberikan kontribusi silang sehingga event pembuka tahun 2014 ini menjadi lebih matang dibandingkan dengan event-event piknik sebelumnya. namun di sisi lain, juga ada banyak drama yang menghiasi episode-episode awal persiapan piknik tersebut. salah satunya adalah mengenai bongkar-pasang pemain. alhasil, 1 hari menjelang D-day terpilihlah 13 orang peserta untuk mewakili Tekojar 20005 bertandang ke dieng. mereka adalah bodonk, boze, tukul, bayu, ompong, dwi, mbahe, critz, thonk, well, mbak q, sara, dan gentho.

sesaat sebelum berangkat, wajahnya masih putih kalo kata mbahe

30 maret 2014, hari keberangkatan pun tiba. satu persatu para pemain bermunculan dan memastikan status kepesertaan mereka. bukan, bukan ompong dan critz yang terakhir datang. pemeran pahlawan kesiangan kali ini adalah well. tiba satu jam setelah jam keberangkatan yang seharusnya dipatuhi, well bergaya layaknya turis yang hendak menikmati salju di moscow. lengkap dengan winter coat, tentunya.

pukul 8 pagi, para peserta sudah siap di dalam dutro. #terimakasihninda langsung menjadi trending topic di awal keberangkatan. ini semua karena ninda-lah yang merekomendasikan sekaligus mengurus reservasi mobil berbahan bakar solar tersebut. ironisnya, ninda malah tidak bisa ikut dan merelakan kursinya diisi oleh well. tapi sekali lagi, kehendak Tuhan itu tanpa celah. andai anak yang ikut berjumlah 15 orang sesuai dengan rencana, pasti akan kerepotan karena ternyata jumlah kursi penumpang di dutro itu hanya berjumlah 13, pas dengan jumlah anak yang datang. dan andai saja well tidak mengisi kekosongan kursi yang tersisa, mungkin mereka tidak akan mengenal tongsis dalam waktu dekat. kok bisa sih? mari kita kembali dulu ke leptop.

di sepanjang perjalanan, anak-anak tekojar 2005 mengusir rasa jenuh dengan cara mengobrol atau bermain gitar dan bernyanyi. masih umum dan normal dilakukan. karena arus lalu lintas yang cukup padat, membuat rombongan peserta sedikit terlambat tiba di dieng. sekitar pukul 12 siang, mereka menyempatkan diri untuk makan siang di sebuah rumah makan yang berlokasi di pusat kota wonosobo, namanya "ongklok resto". restoran ini menawarkan kuliner khas wonosobo yaitu mie ongklok sebagai menu andalannya. di sela-sela makan bersama, mbak q mendapatkan surprise kue ulang tahun dari teman-teman Tekojar 2005 lainnya. tepat sekali! mbak q genap berusia 24 tahun di hari itu. selamat mbak q :)

selamat 24 tahun mbak q :)

seusai acara makan siang yang akhirnya malah disponsori mbak q tersebut, anak-anak Tekojar 2005 lantas melanjutkan perjalanan ke plato dieng. namun, tepat di tengah-tengah jalanan sempit nan menanjak yang sekaligus menjadi akses satu-satunya ke dieng, perjalanan mereka harus terhenti beberapa menit karena ada perbaikan jalan. kemalangan ini diubah menjadi enjoyable berkat sesi foto outdoor dadakan yang memperkenalkan mereka pada tongsis alias tongkat narsis. tongsis sendiri adalah stik yang bisa menjadi solusi untuk mengeliminasi nominator fotografer yang tidak ikut tampil di foto. thanks to well yang sudah (tidak) repot-repot membawa alat ajaib ini.

 tongkat narsis sahabat baru kami :)

 ini nih behind the scene-nya foto tongsis

macet? gak majalah...

beberapa saat kemudian, jalan dibuka kembali dan dutro kembali melaju. rombongan peserta tiba di objek wisata yang pertama yaitu telaga warna dan telaga pengilon sekitar pukul 4 sore. mata mereka dimanjakan oleh biru dan hijaunya air telaga yang terhampar luas. tak pelak lagi, moment ini dimanfaatkan dengan baik oleh anak-anak Tekojar 2005 untuk berfoto ria.

 hayo tebak siapa ini? random banget bergaya ala buronan di pinggir danau. hahaha.

sial itu saat mereka gak kecebur

bikin sensasi lagi dengan tongkat narsis

berasa ada di tempat syuting sinetron laga indo**ar

setelah menunaikan salat ashar, perjalanan dilanjutkan menuju homestay tempat mereka akan menginap. homestay ini adalah hasil rekomendasi dari critz yang sudah tidak perlu diragukan lagi seleranya. tempat tersebut sangat nyaman dan pemiliknya juga cukup ramah dalam melayani rombongan Tekojar 2005. hanya saja, rombongan Tekojar 2005nya yang kurang ajar karena sering membuat kotor di dalam homestay. masbuloh? oh iya, fyi homestay ini dibangun di desa sembung yang notabene adalah desa tertinggi di pulau jawa. bisa dibayangkan kan dinginnya kayak apa? rencananya, besok paginya mereka hendak mendaki bukit sikunir yang berada di desa tersebut untuk melihat matahari terbit.

acara malam itu mereka pergunakan untuk bermain kartu uno dan kartu remi. senda gurau pecah tiap beberapa menit sekali. klimaksnya adalah saat salah satu gigi dios alias ompong copot (lagi) dan beliau membetulkannya hanya dengan lidah tanpa mempergunakan tangannya sedikitpun. sangat mahir sekali. namun mereka tidak bisa begadang sampai pagi hanya untuk bermain kartu karena keesokan harinya mereka harus bangun pagi-pagi sekali untuk menyaksikan golden sunrise sikunir yang tersohor itu. mereka harus tidur. dengan catatan, makan malam dulu. biar enggak mati.

saatnya mengadu kelicikan dan kecurangan

tanggalpun berganti menjadi tanggal 31 maret 2014. jam 4 pagi anak-anak Tekojar 2005 sudah bangun dan bersiap-siap untuk mendaki. setelah melaksanakan salat subuh, mereka berjalan menyusuri jalan pedesaan menuju starting point pendakian ke bukit sikunir. suasana kala itu cukup ramai. mungkin karena libur panjang atau mungkin memang tiap hari seramai itu. entahlah. mereka belum pernah menelitinya. yang pasti tidak usah takut tersesat karena jalannya cukup mudah dan banyak informan di sekitar kita.

rombongan Tekojar 2005 belum boleh bangga saat tiba di starting point dengan napas yang setengah tersengal-sengal. ini belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan pendakian itu sendiri. yap! mereka yang ikut pasti akan mengenang betapa beratnya pendakian sikunir. medan yang konsisten menanjak, tanah yang licin, dan perebutan oksigen antar pendaki mewarnai perjalanan mereka ke puncak. di titik ini merekapun terpecah menjadi beberapa kelompok yang mana masing-masing kelompok memilih finish point-nya sendiri-sendiri. yang terpenting bisa melihat secara langsung matahari terbit dari spot tersebut.

 salah satu kelompok yang beruntung karena ada tongsis di tengah-tengah mereka

 itu dua yang ditengah kayaknya makin berani menunjukkan kemesraan deh

satu hal yang menjadi pelajaran baru untuk anak-anak Tekojar 2005 adalah bahwa matahari terbit begitu cepat. hanya dalam 2 sampai 3 menit, matahari menyembul dari balik cakrawala dan langsung melesat menampakkan dirinya secara utuh. sejenak mereka mengagumi karya spektakuler Tuhan Yang Maha Esa tersebut.

golden sunrise sikunir

cukup lama mereka berada di atas. dalam perjalanan turun bukit, semua anak-anak Tekojar 2005 bertemu dan berkumpul kembali kecuali bodonk dan boze yang entah melenggang kemana. sesampainya di starting point, mereka langsung mencari warung terdekat untuk mengisi perut. lengkap sudah pengembaraan ala ninja hatori (mendaki gunung, lewati lembah) yang mereka amalkan. ditutup dengan manis oleh obrolan pagi, minuman panas, dan mie instan yang uapnya mengepul-ngepul itu.

 Tekojar 2005 were here 

 kalau enggak pecaya Tekojar 2005 pernah ke sikunir, ini buktinya

jangan sedih. agenda anak-anak Tekojar 2005 masih banyak. sesaat setelah mereka pulang ke homestay dan menemukan bodonk serta boze yang sedang asyik bergumul di dalam selimut, hal pertama yang mereka lakukan adalah beres-beres bermain kartu uno. tak heran kalau akhirnya rombongan Tekojar 2005 lah yang terakhir checkout di antara tamu-tamu yang lain. hehehe. jam 11 atau 12 siang perjalanan mereka lanjutkan ke komplek kawah sikidang dan candi arjuna. perlu diketahui bahwa di jam-jam tersebut area kawah sikidang sedang panas-panasnya karena posisi matahari sedang tinggi-tingginya. tapi apalah arti panas kalau para cecunguk ini bisa pergi keluar bersama. toh ada payung kuning yang bisa melindungi dari panas. iya kan well? note: jangan lupa beli masker kalau-kalau indera penciuman kamu tidak toleran terhadap bau belerang.

 perhatiin bibirnya boze deh. berasa vacuum cleaner apa ya?

puas berpanas-panas ria di kawah sikidang, merekapun moved on ke tempat yang suasananya lebih hijau dan sejuk. yup! candi arjuna jadi destinasi berikutnya. di sini mereka hanya duduk-duduk saja sambil mendengarkan penjelasan dari thonk mengenai teori percandian yang berkaitan erat dengan arkeologi zaman megalitik kuno. tidak lupa lagi-lagi mereka memanjangkan tongsis sehingga menjadi pusat perhatian pengunjung-pengunjung lainnya. ahhh...

 profesor thonk memberikan kajian ilmu

bergaya di depan candi

andai saja mereka masih punya banyak waktu, pasti mereka belum ingin segera pulang. tapi sayangnya tidak. hari sudah hampir sore dan mereka harus segera bertolak ke semarang agar bisa tiba sebelum jam 10 malam dan menghindari overtime charge si dutro. hehehe. seperti menangisi kepergian rombongan Tekojar 2005, langit wonosobo pun sekonyong-konyong menurunkan hujan deras. sekali lagi mereka felt blessed karena hujan tidak turun sama sekali saat mereka datang kemarin.

sesudah membeli oleh-oleh khas wonosobo di sebuah toko, rombongan kembali berhenti di dekat alun-alun. kali ini adalah untuk makan siang sore. bebek goreng haji slamet menjadi menu pilihan sebelum benar-benar berpisah untuk pulang. selepas makan, dutro kembali melaju meninggalkan wonosobo. dan anak-anak Tekojar 2005 cukup beruntung karena mendapatkan driver yang sangat cekatan di jalanan. berdasarkan fakta di lapangan saat itu, parakan - semarang bisa ditempuh hanya dalam waktu 3 jam. tepat pukul 9 malam rombongan Tekojar 2005 tiba di meeting point (giant kagok), lebih awal 1 jam dari batas sewa dutro. begitulah akhirnya, satu persatu peserta piknik pulang ke rumah, membawa sepotong kenangan manis yang tertinggal di plato dieng.

 SEKIAN

No comments:

Post a Comment

mangga komentarnya...