Tuesday, November 5, 2013

Tekojar 2005 Football Club


"football and friends, i love them both, so why don't i just write about them together?"


Mungkin aku adalah salah satu orang yang menyukai sepakbola dengan cara yang naif. Aku sama sekali tidak bermimpi menjadi pemain sepakbola.  Jangankan jersey bola original, sepatu bola pun aku tidak pernah beli. Hanya sepatu futsal yang aku beli “second” dari teman sekolahku karena dia sudah tidak butuh lagi. 

Dari dulu  aku beranggapan bahwa tidak masalah ketika teman-teman kamu asyik bermain di sebuah lapangan bola yang berlumpur dan sedikit gerimis, sedangkan kamu hanya duduk menyaksikan mereka. Buatku itu tetap menyenangkan. Namun yang pasti aku suka sepakbola, aku suka keseluruhan dari sepakbola, tentu dengan cara yang aku bilang tadi, naïf. Aku suka menyaksikan bagaimana gaya rambut “bando” pemain-pemain Italia ketika bermain di Euro 2000. “Bando” karet warna putih yang menahan rambut belah tengah Paolo Maldini dkk agar tidak jatuh menutupi mata. Atau banyaknya pemain Argentina yang suka berambut gondrong, sampai-sampai  Daniel Passarella, pelatih Argentina di WC 1998 membuat larangan pemain berambut gondrong masuk di skuad mereka kala itu. Walaupun berakibat salah satu pemain terbaik mereka Fernando Redondo menolak dipanggil karena ogah mencukur rambutnya.

Dari semua yang aku suka dari sepakbola, sebenarnya ada satu hal yang paling aku suka. Aku sangat suka memperhatikan karakter pemain sepakbola. Menurutku, (tanpa mengurangi arti pentingnya skill seorang pemain sepakbola) karakter lebih menentukan apakah pemain itu dianggap hebat atau medioker.

Apakah Steven Gerrard bakal setenar ini kalau dia tidak punya charisma yang melebihi Presiden Yudhoyono?  Apakah Balotelli bakal setenar ini kalau dia “baik-baik saja” ? atau apakah Paolo Maldini bakal se-melegenda ini jika didalam hidupnya dia pernah pindah club? Dan apakah Roy Keane akan dianggap Kapten terbaik United kalau Dia adalah orang yang kalem dan tidak pernah marah?

Kenapa aku menulis soal kegemaranku akan karakteristik pemain sepakbola diblog tekojar ini? Apa pentingnya? Sebenarnya aku hanya ingin meng-implementasi-kan karakteristik anak-anak tekojar, yang pasti memiliki kepribadian atau karakteristik yang unik/berbeda-beda didalam sebuah formasi sepakbola.  Ijinkan aku untuk membuat sebuah club sepakbola bernama TEKOJAR FC. Dan tentu, hal ini bukan didasari skill/kemampuan olah bola melainkan disusun berdasarkan karakteristik masing-masing anggota.

Pemilihan Formasi ini sangat subjektif, ini benar benar menurut apa yang aku lihat, dan aku yakin teman-teman akan punya formasi masing-masing. Toh, di bola tiap pelatih pasti punya pemain favorit dan yang bukan favorit, kan?


Berikut daftar pemain utama hingga cadangan dalam formasi 4-2-3-1:
  1.        Penjaga gawang : Bayu Apriliani Setiobudi
    Aku suka penjaga gawang yang low profile. Terlihat culun, kikuk, namun sebenarnya perannya besar. Saking culunnya beberapa anggota tim sering mem-bully dia, walaupun masih dalam batas sewajarnya.  Penjaga gawang yang berwawasan luas dan tidak hanya mengandalkan skill. Bayu memang beberapa kali sempat melakukan blunder atau kesalahan yang membuat dia dimaki dan dimarahi oleh anggota tim lain. Namun sebenarnya, jika kita bisa lebih bijak, blundernya Bayu tidak bisa menghapus besarnya peran dia di Tekojar FC ini. No Bayu = No Blog Tekojar = No Tekojar FC

    2.       Full Back Kiri : Eka Hadi Kusuma
    Seorang full back yang sangat rajin naik. Sering membantu serangan dari sisi kiri dengan intensitas yang sangat tinggi. Distance covernya sangat luas, karena memang Mbahe sangat sering bergerak.  Dia menganggap jarak antara posisi dia (back) dengan gawang lawan itu dekat. Hal ini mungkin sama ketika dia selalu berucap bahwa Jatingaleh dan Manyaran itu dekat, atau Manyaran dan Genuk itu gak lebih dari 15 menit, bahkan Ketileng – Manyaran dia anggap 10 menit.  Dia menganggap jika masih di Semarang semuanya dekat. Maka dari itu dia sering meninggalkan posisinya berkeliling kesetiap sudut lapangan.

    3.       Center Back kiri : Fachri Khusaini (Captain)
    Kapten fantastic Tekojar FC. Seorang pemain belakang yang bertipe tidak banyak bicara, namun banyak merasa.  Seorang pemain belakang yang lebih bertipe seperti Paolo Maldini atau Fabio Cannavaro, memberikan contoh bukan menyuruh. Selalu bertanggung jawab atas segala hasil yang diterima Tekojar FC, baik menang atau kalah. Selalu mengorbankan dirinya sendiri ketika pelatih marah karena tidak puas atas kinerja pemain-pemain di lapangan. Aku selalu yakin,  bahwa Fachri sering berkata kepada pelatih: “sudah pelatih, salahkan aku saja, jangan teman-teman”.

    4.       Center Back Kanan : Dimas Oscar Setiawan
    Tidak pantas mendeskripsikan karekter aku sendiri dalam tim ini. Namun munafik jika aku tidak ingin masuk dalam tim ini. Sebagai bentuk tribute kepada Alesandro Nesta, pemain bertahan terbaik sepanjang masa, yang juga salah satu pemain favoritku. Ijinkan aku meletakkan nama aku di posisi yang sering ditempati oleh Nesta ini.

    5.       Full back kanan : Dwi Afriyanto
    Bertolak belakang dengan Eka Hadi, Dwi Afriyanto bertipe “safety first”. Lebih suka diam, wait n see. Lebih disiplin menjaga pertahanan, yang mana memang sebenarnya tugas seorang defender. Membatu serangan hanya ketika memungkinkan. Seakan akan “culun”, namun “wanitanya”  dimana-mana.  Aku selalu beranggapan, jika lelaki normal memerlukan 50 kata untuk bisa sukses membuat wanita tersenyum, Dwi hanya butuh 10 kata saja. Sama halnya ketika di lapangan, jika Eka Hadi membutuhkan 100 gerakan maju mundur, mungkin Dwi hanya butuh separuhnya saja. Pemain yang efektif.

    6.       Classic Defensive Midfielder : Agung Cahyo Pamungkas
    Pemain yang rajin membantu rekan se-timnya. Dia adalah pemain dengan jumlah intersep tertinggi. Selalu mau melakukan apapun untuk membantu teman-temannya. Selalu mengalah. Ketika pemain lain asyik menyerang, dia selalu berada di posisi yang “dikorbankan” untuk tetap bertahan. Bermain di posisi yang dipopulerkan oleh Jose Mourinho dengan sebutan Makelele’s Role.  Pemain yang lebih suka melihat temannya mencetak gol dan selebrasi, daripada dirinya sendiri yang mencetak gol.

    7.       Deep lying Playmaker : Adi Septiono
    Pemain yang dewasa.  Dia berpikir tidak seperti teman-temannya. Aku membayangkan dia sudah punya program, untuk menentukan kapan dia harus memberikan umpan ke kanan, dan kapan harus ke kiri. Semua terstruktur, sangat mirip logaritma yang bisa dikembangkan menjadi sebuah aplikasi.  Dan kita semua tahu dia sangat ahli dalam hal ini. Dan yang terpenting, dia berada dalam umur yang bisa dikatakan “matang”. Menuruku pemain di posisi ini memiliki kecenderungan “semakin tua semakin jadi”. Michael Carrick, Andrea pirlo, Xabi Alonso adalah contohnya.

    8.       Left Wing Forward : Fendhito Pratama
    Skill bolanya tidak usah dibahas lagi. Seorang inverted winger modern yang tentu akan cutting inside dari sisi kiri untuk langsung mengincar gawang. Yang menarik, dia adalah pemain yang flamboyan. Mirip cerita David Beckham ketika masa-masa terakhirnya di MU, terlalu sering “berinteraksi” dengan wanita.  Aku ingat aku pernah menanyakan kepada Thong kenapa dengan kepribadian seperti itu dia masih sendiri, dia dengan tenang menjawab : “karena aku belum menemukan yang cocok, mereka kebanyakan aku tinggal di kota mereka masing-masing”. Damn.

    9.       Attacking Midfielder :  Ruth Agustina Kristanti
    Untuk Playmaker, atau banyak orang menyebut posisi pemain no. 10, aku pilih Ruth. Alasannya simple, untuk posisi ini dibutuhkan dia yang punya imajinasi diatas langit. Dia yang  dengan tiba-tiba bisa bernyanyi di kelas, dia yang dengan tiba – tiba bisa berjoget di kelas, dengan catatan, tidak ada yang menyuruh atau mengajak untuk melakkan hal itu. Sangat imajinatif. Aku membayangkan dia punya rumah tua besar mirip asrama Hogwarts di dalam kepalanya sendiri, yang bisa dia custom sesuka hatinya. Namun juga aku  tidak sanggup membayangkan rumitnya susunan otaknya. Terlalu liar, terlalu tidak bisa ditebak. Magician.

    10.   Right Wing Forward : Stephanus Wisnu
    Pemain controversial. Pemain dengan jumlah kartu kuning terbanyak di Tekojar FC, yang mana hampir 60% didapat karena diving. Di dalam otakku hanya ada seorang Luiz Suarez ketika membayangkan Wisnu. Tipe pemain yang akan melakukan apa saja, ya benar, APA SAJA, untuk menang. Dia tidak terlalu perduli dengan proses, karena toh fans sering hanya melihat dari hasil. Namun sama dengan Luiz Suarez, skill nya tidak usah diragukan lagi. Tipe pemain licin. Dengan kepribadiannya tersebut di atas, pelatih memilihnya sebagai : Deputi Captain.

    11.   Striker : Anggana Bayu Aji
    Aku adalah sedikit orang yang masih belum bisa menerima formasi false nine ala Guardiola. Menurutku itu formasi keji. Bagaimana bisa mengorbankan seorang striker hanya untuk hal yang dinamakan ball possession. Maka dari itu, di Tekojar FC ini aku memlilih untuk menempatkan seorang striker murni, classic number 9 : Anggana Bayu Aji. Kerjanya bisa dikatakan malas. Hanya menunggu bola dikotak penalty. Dia tidak dibebankan untuk membuka ruang. Dia punya anggapan : “membuka ruang hanya perbuatan bodoh” atau “membuka ruang tidak membuatku mencetak gol”. Pemikiran – pemikiran skeptis ini yang malah membuatku menyukainya. Seorang finisher alami, hanya membutuhkan 2x kesempatan untuk mencetak gol. Dia pernah berkata padaku bahwa : “melukai mereka yang sedang merasa unggul adalah bakatku”. Ya benar, dengan tba-tiba  mencetak gol kegawang lawan yang sedang merasa unggul dapat meruntuhkan mental tim tsb.

    Tekojar FC juga didukung oleh pemain-pemain pengganti yang tidak kalah hebatnya, berikut 4 pemain cadangan :

    1.       Sara Putri Janati : Kiper cadangan
    Sebuah chemistry unik dari Bayu dan Sara yang membuatku menempatkan Sara di posisi Kiper cadangan. Aku yakin tidak akan ada bentrok, tidak akan ada yang merasa paling hebat. Keduanya akan saling mengisi. Tidak akan ada kasus Diego Lopez – iker Cassilas atau Simon Mignolet – Pepe Reina.
    2.       Fadila Fitriyani : Midfielder Cadangan
    Aku membayangkan Dila selayaknya Kaka (Real Madrid) atau Rui Costa (AC Milan), walaupun sering dicadangkan, perannya tidak bisa dimunafikkan. Selalu memberikan sentuhan berbeda ketika dimasukan di lapangan. Pusat publikasi Tekojar FC, juru bicara, ahli dalam mengatasi tekanan wartawan di konfrensi Pers. Pelatih selalu mempercayainya dalam hal marketing dan Public Relations.
    3.       Nurul Hidayati Samudra : Striker Cadangan
    Alasannnya sama dengan Bayu – Sara, Anggana dan Nurul juga punya chemistry istimewa. Saling melengkapi, Nurul akan melengkapi apa yang tidak bisa dilakukan oleh Anggana, begitu sebaliknya
    4.       Prasetya Tama : Back Cadangan
    Pemain bertahan bertipe bunglon. Bisa bermain di kanan, kiri, tengah. Sangat flexible.  Bermain berdasarkan pengalaman bermain game. Sangat teknis. Dia akan dimasukkan jika kondisi dan situasi sangat memungkinkan untuk dia berada di lapangan.

    Formasi Tekojar 2005 Football Club dalam gambar :


     Tingkat intensitas komunikasi personal dan karakteristik anggota mempengaruhi pemilihan Tekojar 2005 FC ini. Jadi untuk teman-teman yang tidak ada dalam formasi diatas, sangat mungkin akan ada di formasi dari teman-teman (penulis) yang lain.

    Sekian tulisan saya kali ini, semoga dapat menghibur.

    Wassalamualaikum.

No comments:

Post a Comment

mangga komentarnya...