11 Agustus 2013
"Teman adalah harta karun yang paling berharga"-Monkey D. Luffy(One Piece)
Minggu 11 Agustus 2013, jam 10:00, kita siap berangkat untuk
melajutkan kegiatan Halal Bihalal hari ke 2. Rencana awal, jam 08:00 pagi adalah
kalimat yang terucap dari bibir kita untuk memulai perjalan ini, namun tentu
saja molor, dan tentu saja alasan yang diberikan seperti biasa : sangat sangat tidak masuk
akal….
Singkat kata, Kita menuju Gunung Pati, Kita ke rumah Arief
Dwi Jayanto!!
Jam 10 : 30 kita sampai di rumah Arief, kita memandang kamar
Arief yang berada di teras rumah. Yap, temen2 gak salah baca, kamar Arief emang
letaknya di teras, bahkan lebih depan daripada teras rumah itu sendiri :D. Oleh
sebab itu, ada beberapa anak Tekojar yang menamai kamar Arief tsb dg sebutan, “Kamar Satpam” :p
Sayangnya kita cmn bisa “ketemu” dengan kamar tidur Arief
saja, karena Arief sudah dalam perjalanan ke Bonjonegoro saat itu.
Kamar Satpam :D |
Setelah ke rumah Arief, sudah sewajibnya kita ke rumah :
Slamet Riyanto
Kita tidak tau sama sekali rumah Slamet, sodara dari Arief
memberitahukan bahwa rumah Slamet berada di perumahan belakang Pondok
Pesantren, dan seperti biasa beliau
mengakhiri petunjuknya dengan saran “nanti kalo udah sampe sana, nanya aja” … Oke
kita menuju ke rumah Slamet, emm maksudnya kita menuju ke Pondok Pesantren.
Hampir semua gang
belakang Pondok Pesantren sudah kita susuri, dan entah berapa kali sudah kita
bertanya penduduk sekitar soal dimana rumah Slamet, juga tidak ada yang memberi
jawaban. Semua kompak menjawab : “ Kalau di daerah sini gak ada yang namanya
Slamet, Mas” . Percaya atau tidak, semua
penduduk menjawab dengan jawaban yang sama!!
Apakah kita salah pondok pesantren? (walaupun hanya itu satu2nya pondok
pesantren didaerah tsb) atau apakah sodaranya Arief salah memberikan petunjuk
??
Kemudian dios dan mbahe berdiskusi, kita sepakat bahwa kita
bakal nanya 1x lagi, jika masih gagal, kita akan nyerah dan kita akan telpon
Slamet (sebelumnya, dalam aturan perjalanan ini dilarang untuk menelfon tuan
rumah untuk bertanya dimana alamat rumahnya ). Berikut cuplikan pertanyaan
terakhir yang dilontarkan dios dan mbahe kepada seorang penduduk sekitar:
Dios/Mbahe : “permisi Bu, mau tanya, tau rumahnya Slamet?”
Penduduk : “Slamet?? RT berapa ya mas? RW berapa?”
Dios/Mbahe :”waduh gak tau Bu, cmn dikasih tau kalau rumahnya
di daerah belakang pondok pesantren, gitu
Penduduk : “wah kalo dibelakang pondok sini gak ada yang namanya Slamet, mas”
Dios / Mbahe : “ow gak ada ya, Bu… apa
kita salah pondok pesantren ya…?”
Penduduk :”kalo pesantren sih cmn ini mas. Kalau
boleh tau nama panjang’e siapa, mas ?”
Dios/Mbahe “Slamet RiYanto,
Bu, dulu sekolah di STM PEMBANGUNAN”
Penduduk “OOOOOOWW …. YANTO , MASSS !! STM PEMBANGUNAN ……. kerjanya di indomart kan???
Kalo Yanto rumahnya situ mas, tinggal lurus aja…
Dios/mbahe : “oowww iya Bu, bener !! Yanto... matur nuwuun
Dan Alhamdulillah kita tiba di
rumah Yanto ~~~~~
Walaupun kita dengan susah payah
mencari rumah mas Yanto ini, namun itu semua ketutup dengan Ayah Yanto yang
sangat ramah menerima kita sebagai tamu, sedangkan Yanto masih berada di desa…
Ayah dari Yanto yang super ramah |
Setelah ngobrol sebentar dengan
Ayah dari mas Yanto, kita menuju rumah Salis dengan bekal alamat dari ayah mas
Yanto…
Rumah Salis sepi, tidak ada orang
disana.. namun, kita juga ada keraguan apakah Salis masih tinggal di rumah tsb
karena banyak kabar yang beredar Salis sudah tidak tinggal di Gunung Pati.
Salis' |
Selesailah Gunung Pati, kita menuju Semarang barat.
Dimulai di Dimas Adi…
Yaaap, seperti sebelum2nya, rumah
Arab juga kosong, Arab dan seluruh keluarganya sedang mengunjungi sanak saudara
mereka.
Arab's |
Dari rumah Arab kita menuju ke
daerah Abdurrahman Saleh, kita ke rumah Wellindo. Sebagai informasi, ketika
itu, tumben kita tidak diminta membayar Rp.1000 saat masuk ke gang SK tsb.
Mungkin libur yes, kan lebaran :p
Alhamdulillah kali ini kita bisa
bertemu tuan rumah :).
Fotonya spesial cuuy, harus menggunakan camera 360, serta mencampur berbagai macam efek, edit sana sini, dan seperti inilah jadinya~~
no caption needed |
15 menit di Wellindo, kita semakin
kea rah Barat, kita ke Eko Listiyono.
Kebalikan Waktu di rumah Slamet atau Yanto tadi, ketika kita bertanya ke
penduduk soal dimana rumah Eko, kita mendapat jawaban : “Disini yang namanya Eko ada 4, mas” . Oke … ini aneeh :/
Dan senjata andalan kita adalah : “ Eko yang
dulu sekolahnya di STM PEMBANGUNAN,
mas” | dan penduduk memberikan jawaban : “Owwwww , Eko ituuuuu …. Rumahnya yang
itu, mas” | berhasil !
14, 13, 11 |
Selesai di Eko, kita ke Fendhito
!!
Yap. Karena kita sudah lumayan
sering ke Fendhito, jadi tidak ada masalah berarti disini…
fendhito's |
Saat berada di rumah Fendhito, ada
beberapa perubahan, kita mendapatkan anggota baru yang bakal menemani kita ke
tujuan2 berikutnya. Disamping fendhito sendiri yang saat itu memutuskan untuk
gabung, Bayu dan Wisnu pun menyusul kita…. Wow ! tenaga baru, semangat baru !
Merekrut anggota baru |
Kita ketemuan dengan Wisnu dan
Bayu di SMA 8 Semarang…
Anggota baru |
Semangat baru |
"Friendship is born at that moment when one person says to another, 'What! You too? I thought I was the only one"
-C.S Lewis
Setelah istirahat sebentar dan
Sholat , kita berlima melanjutkan perjalanan kita menuju Nurul Hidayati Samudra…
Dan disini ada yang membuat kita
kaget… kita melihat Lupus dalam wujud Laki – laki ! Yaaaap, kita bertemu
dengan Ayah Lupus, yang sangaaaat mirip lupus :D
Kalau ayah lupus ini sih gaul,
beliau mau aja diajakin foto rame rame sama kita kita , yah walaupun
Lupusnya masih tidak dirumah, nonton katanya ….
Bapak Gaul |
Selesai di Lupus, kita ke Kendal…
Tujuan pertama yaitu : Ika
Kurnia…..
Alhamdulillah Ika dirumah….
Dikarenakan cuaca yang sedang
panas2nya,sekitar pukul 2 siang, dan perjalanan yang lumayan jauh, kita
memutuskan untuk agak lama “ngiyup” di rumah Ika…
Sekitar 30 sd 45 menit di rumah
Ika, selanjutnya kita menuju rumah Anggana Bayu Aji, dan ini juga gak gampang buat menemukan rumah
bose.
Hanya Fendhito yang pernah ke
rumah bose sekitar 4 tahun yang lalu, (sebagai informasi fendhito,dios,dan
mbahe 2 tahun lalu jg pernah ke rumah tsb dan rumah itu sudah tidak
berpenghuni), karena hanya itu petunjuk yang kita tahu, kita berspekulasi untuk
mencoba menuju rumah tersebut siapa tahu kali ini “sudah berpenghuni” .. dan
hasilnya, kondisi rumah sama persis saat 2 tahun lalu… tak berpenghuni…
Kita kembali menanyakan ke
fendhito, apa benar ini rumah yang 4 tahun lalu bose pernah tunjukkan?? dan
fendhito yakin 100% benar.
Kita coba bertanya ke tetangga2
soal dimana rumah Anggana, anak STAN, yang alumni STM Pembangunan. Hasilnya emang benar ada beberapa
anak STAN di komplek tsb, namun tidak satupun bernama Angga… Apakah seperti kasus
mas Yanto ?? namun saat kita berikan
nama lengkapnya pun , tetangga tidak ada yg pernah mendengar…..
Kita cari beberapa cara lain, kita
coba telp bose. Tunggu… kita tetap mematuhi peraturan kita kog… kita telpon
bose bukan untuk menanyakan alamat dia yang baru dimana, kita hanya menanyakan
nomer telp anggita, yang tidak lain adalah adik dari bose, dan kita telp anggita bukan
tanpa alasan, kita berpikir daripada bertanya ke bose soal dimana alamatnya yang baru
yang mana akan mencederai aturan perjalanan kita, lebih baik kita nanya ke
adiknya kaaan.. :)
Namun rencana ini gagal, Anggita tidak pernah
mengangkat telpon dari kita....
Setelah memikirkan beberapa cara,
akhirnya kita menemukan cara yang ampuuuh: Kita minta tolong Nurul Hidayati,
atau dalam konteks bose ini lebih afdol kita panggil Nuril untuk menanyakan dimana
alamat bose yang baru.. dengan syarat Nuril tidak bilang tujuan sebenarnya atau
siapa yang sebenarnya akan berkunjung ke rumah bose. Dan cara ini berhasil :D
Ajaibnya, rumah bose yang baru
hanya berjarak 5 rumah dari rumah bose yang “suwung” tadi... Pertanyaannya,
kenapa tetangga2nya tidak ada yang kenal dengan Anggana ketika kita tanya tadi??
jawabnya masih misteri ……
So, thanks to Nuril :)
Setelah sekitar 30 menit kita di
rumah bose, kita memutuskan untuk pulang. Namun ternyata ada yang
terlewat… Kita lupa bahwa kita
melewatkan rumah Munasaroh.
Untuk itu sebelum pulang kita
memutuskan untuk mampir sebentar ke rumah Munasaroh.. disamping rumah terakhir
di perjalanan hari kedua ini, rumah Munasaroh adalah rumah tersulit dan
ter-membuat-jengkel … haha.
Ini adalah alamat tersulit yang
pernah kita cari, hanya mendapat petunjuk sederhana dari Wellindo, kita
mencoba sebisa mungin mengikuti petunjuk tsb. Hasilnya Nol …… Rumah Munasaroh
tidak ketemu..
Sempet beberapa kali kita bertanya
penduduk sekitar, namun juga tidak ada petunjuk apapun. Dan anehnya Bayu yang
juga ikut kita mencari rumah Muna, yang sebenarnya dulu ketika dia kelas 4
sering pergi ke rumah Muna, entah terjangkit virus apa bisa lupa dimana rumah
Muna ketika malam itu. Tidak hanya Bayu, Dios dan Wisnu yang baru 8 bulan
yang lalu datang ke rumah Muna untuk datang ke Pernikahan Muna pun sama
terjangkit virusnya…
Sempat
terjadi ketegangan antara kita, kondisi badan yang sudah sangat lelah dan
informasi yang sangat minim bisa jadi adalah pemicunya. Beberapa kali kita
hanya berputar putar di satu tempat itu saja, tanpa tahu kemana sebenarnya kita akan
mencari rumah Muna..
Akhirnya
kita nekat buat menggunakan metode asal cari. Yap.. kita asal masuk masuk gang
mengandalkan ingatan 8 bulan (pernikahan muna), kita susuri gang satu persatu
walaupun jam sudah menunjukan pukul 08:30 malam. Dan Alhamdulillah, Tuhan
bantuin kita
Entah feeling atau emang cuman
keberuntungan, kita akhirnya masuk di gang yang benar, kita ingat betul tempat
parkir motor kita saat pernikan muna dulu, rumah berteras besar yang untungnya
belum berubah sedikitpun. Dari petunjuk itu kita akhirnya bisa ketemu rumah
Muna, dan luar biasanya Muna sedang bersama Suaminya . What a night !
Selesai dari Rumah Muna badan kita sudah tidak sanggup lagi melanjutkan … kita memutuskan untuk pulang ke rumah. Namun perjalanan tidak sampai disini, kita masih punya perjalanan hari ketiga, dengan tuan rumah ISTIMEWA.
12 Agustus 2013
Senin, 12 Agustus 2013 jam 2
siang, berbeda dengan 2 perjalanan sebelumnya, kali ini Mbahe yang datang ke
rumah dios dulu, karena tuan rumah istimewa kita bertempat tinggal di daerah
Bangetayu. Kita katakana istimewa karena semenjak dia menikah, dan punya
momongan yang sekarang sudah berusia lebih dari 2 tahun, kita belum
pernah ketemu sekalipun… Kita ke rumah Agung Noor….
Kunjungan
pertama gagal, Agung Noor sedang tidak berada di rumah. Tidak seperti biasanya
jika tuan rumah tidak ada kita hanya akan foto dengan rumahnya, kali ini tidak.
Kita memutuskan untuk pulang rumah dulu dan akan berkunjung lagi ba’da Maghrib.
Setelah sholat kita berangkat
lagi, dan Alhamdulillah kita akhirnya bertemu dengan Bapak muda yang satu ini.. Long Time no See, bro... very looong timeeee....
Namun sangat disayangkan, Raffa
anak Agung Noor hasil pernikahan dengan Mbak Nurul saat itu sudah tidur, jadi
kita tidak bisa bertemu dengan anggota baru tekojar 2005 tsb..
Well, Perjalanan kita berakhir. Kita mengucapkan banyak banyak terima kasih kepada seluruh tuan rumah, lebih-lebih
keluarga dari tuan rumah yang sangat ramah menyambut tamu tidak penting ini :)
Semoga kegitan ini bisa bermanfaat untuk
semuanya, bisa lebih memperkuat tali silaturahmi kita. Dari sini penulis juga
mendapatkan pelajaran bahwa, sesibuk apapun kita, dan sesulit apapun itu, jika
kita benar2 berusaha dan sedikit saja menyempatkan waktu kita, kita bisa
sekedar berkunjung ke rumah teman kita, sekedar 15 menit, sekedar menanyakan
kabar teman kita, atau hanya sekedar melihat rumahnya… Aaaaaah …. :p
Cukup
sekian dari penulis, jaga kesehatan selalu :)
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
"It takes a great deal of bravery to stand up to your enemies, but a great deal more to stand up to your friends."
-Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore
(Harry Potter and the Sorcerer's Stone)
To All : Nice Guys, sekarang kedhok q dikampung konangan, hheee
ReplyDelete