"Friendship is far more tragic than your love, darling. It lasts longer." - Oscar WildeIntro
Suatu hari aku menonton film
jadul berjudul The Shawsank Redemption. Mungkin ada beberapa teman yang juga
pernah menonton film ini, dan untuk yang belum : segeralah. Film ini
menceritakan kehidupan Andy Dufresne di
sebuah penjara bernama Shawsank.
Di film tersebut, Andy
Dufresne pernah dipukuli, ditipu, bahkan
disodomi oleh beberapa tahanan disana selama beberapa tahun. Kehidupan yang keras dipikul sendiri oleh andy,
karena toh teman-teman dia, bisa dikatakan tahanan yang baik dengan dia, hanya
bisa melihat tanpa dapat memberikan pertolongan apapun. Namun, andy tidak
gentar, dia tidak sedikit pun kehilangan semangat akan teman-temannya.
Yang paling aku ingat dari
film tersebut adalah sebuah scene sederhana, ketika andy sedang mendapatkan
tugas mengerjakan perbaikan sebuah atap gedung penjara bersama teman – temannya:
Ketika itu Captain Hadley,
kepala polisi di panjara Shawsank, yang terkenal sadis dan tidak segan untuk
membunuh tahanan yang bertindak “macam-macam” sedang memiliki masalah keuangan.
Singkat kata, Captain yang bertubuh kekar itu mendapat warisan yang sangat
banyak namun tidak mau menanggung pajak akan warisan tersebut.
Andy yang notabene adalah
mantan akuntan handal melakukan hal yang sangat bodoh dengan menawarkan bantuan
untuk mengatur uang warisan tersebut . Aku katakan bodoh, karena jika Andy
gagal, Captain Hadley tidak segan untuk memberikan “pelajaran” kepadanya.
Namun Andy berhasil, uang
warisan Hadley utuh.
Dan apa yang diminta Andy
kepada Hadley sebagai balasannya : Dia hanya meminta sekotak beer untuk
teman-temannya.
Andy hanya duduk disudut
atap, tersenyum puas melihat teman – temannya yang sedang menikmati beer.
Tidak, tidak, Andy tidak ikut minum. Seorang temannya mencoba menawarkan
sebotol beer pun ia tolak. Sederhana kan : Andy mengambil resiko yang besar
dalam hidupnya bukan untuk dirinya sendiri, namun untuk teman-temannya. Ia
ingin melihat temannya tersenyum.
Andy membahayakan nyawanya
untuk sesuatu yang bukan untuk dirinya. Hanya untuk hal naif : melihat teman –
temannya tersenyum lepas dengan sebotol beer ditangan. Andy sudah sangat puas
akan hal itu.
Tunggu teman, aku menulis
cerita Andy diatas bukan berarti aku meminta teman semua untuk mensejajarkan
aku dengan Andy. Kalian sudah tau, aku terlalu bajingan dan terlalu penuh omong
kosong.
Namun aku juga ingin seperti Andy.
Ditengah kehidupan yang sangat rumit dan tidak segampang di FTV ini, aku
mencoba menawarkan beberapa cerita yang mungkin bisa membuat teman – teman
tersenyum. Dan tentu, tanpa beer J
Cerita yang akan aku tulis
dibawah tidak runtut atau berdasarkan kronologis, karena menurutku membosankan.
Dan aku tidak ingin terlihat membosankan.
Berikut adalah beberapa
cerita yang seperti aku janjikan diatas: Halal Bi Halal On The Road 2014. Enjoy
!
1. Bermain Labirin Di Rumah Mas Yanto.
Sore itu,
kira – kira pukul 05:00 pm. Setelah singgah sebentar di rumah Tukul, kita menuju
rumah Mas Yanto. Perlu teman-teman ketahui, hari itu adalah hari kedua kita
melakukan HBOTR 2014.
Sore yang
indah, dengan pemandangan pohon – pohon tinggi khas Gunung Pati membuat
perjalanan kita kian mengasyikan. Tidak seperti HBOTR2014 hari pertama dimana
kita naik motor, alhamdulillah, hari itu kita bisa naik mobil, untuk lebih
lengkapnya kita naik mobil ber-merk KUDA. Mbahe sebagai sopir, duduk disebelah Mbahe ada
Thong, Lupus duduk dibangku tengah, dengan aku dan Dwi duduk mengapitnya.
Dibangku paling belakang ada beberapa bekal makanan kita.
Selaras
dengan namanya, mobil KUDA kepunyaan Mbahe ini bisa dibilang sangat lebar.
Lebih lebar dari Avanza maupun Kijang. Dan jangan pernah meragukan kekuatannya,
aku yakin kita akan tetap selamat jika tiba-tiba kita diserang pasukan ISIS
menggunakan senapan AK47. Karena dalam hati, aku percaya mobil itu sebenarnya
anti-peluru~~
Perlu usaha
extra hebat menemukan rumah Mas Yanto menggunakan Kuda. Dengan gang – gang di
dalam perumahan tempat tinggal mas yanto yang bisa dikatakan sangat kecil dan
tidak layak untuk dilewati mobil sekaliber kuda. Sebagai perbandingan, jika kita melewati
sebuah rumah yang di depannya di parkir sebuah motor, kadang kita perlu meminta
tolong pemilik rumah tersebut untuk sedikit merapatkan motornya agar kuda bisa
lewat. Sangat menakutkan bukan??
Sudah lebih
15 menit kita berjuang menyusuri labirin perumahan tempat tinggal mas yanto,
kita juga belum mendapatkan titik temu. Ingatan setahun lalu pun ikut pudar
karena kita terlalu fokus agar Kuda tidak melukai penduduk sekitar.
Kemudian,
jalan didepan kita, ada seorang anak kecil yang sedang bermain pistol mainan di
dekat gundukan pasir bangunan tepat di depan rumahnya. Kita coba pelan-pelan
melewati anak kecil dan gundukan pasir tersebut. Pun kita juga tak lupa untuk
memberikan salam kepada pemilik rumah.
Ketika sedang fokus – fokusnya melewati pasir, tiba – tiba terdengar
bunyi kencang : KREEEEEEEKKKK !!!!!!
Kita semua
panik (untung Kuda tidak ikut panik). Lupus menjerit, Mbahe berkeringat. Kita
semua mencari tau apa yang Kuda injak. Dwi menoleh kebelakang dan mendapati
pistol mainan anak kecil tersebut patah, terinjak Kuda…
Kita semua
bingung, Mbahe semakin panik dan keringatnya semakin banyak. Untuk beberapa
saat kita berhenti untuk menunggu apa reaksi anak kecil tersebut. Dan seperti
lakon dalam film - film khas Quantin Tarantino, anak kecil tersebut berdamai
dengan keadaan, bahkan ia mengubur pistol tersebut dalam gundukan pasir. Dan
masih seperti film besutan Tarantino, kita para pecundang, langsung seketika
melarikan diri ketika mengetahui anak besar hati tersebut tidak menangis….
10 menit
berlalu, dan akhirnya kita berjumpa dengan adik Mas Yanto. Keringat masih
membanjiri badan Mbahe, dan wajah kita masih belum bisa keluar dari panik….
![]() |
Adiknya Mas Yanto, sebut saja Dek Yanti |
2. Bertemu Dengan
Yang-Paling-Tidak-Ingin-Ditemui Di Rumah Ruth.
Hari pertama
HBOTR 2014. Aku naik motor Vario berboncengan dengan Mbahe, Dwi mengikuti di
belakang dengan Vixion putih, terlihat sangat tampan.
Memasuki waktu maghrib, adzan sudah berkumandang, dengan matahari yang sudah
akan pulang, digantikan bulan yang sudah siap menggantikan tugasnya. Kita
menuju Bumi Telogosari.
Sebenarnya,
benar apa yang dikatakan para Ustadz atau tokoh Agama, jika mendengar Adzan,
segeralah manjalankan sholat, jangan ditunda. Masih kata Ustadz, karena menunda
sholat akan mangakibatkan sial menimpa kita. Dan tepat, sial menimpa kita.
Memasuki
gang rumah Ruth, kita melihat ibu – ibu sedang mengobrol asyik tepat di depan
rumah Ruth. Semakin mendekat, selintas ada seorang Ibu yang sekiranya aku
kenal.
Ibu itu
menggunakan daster kain beludru coklat bermotif bunga – bunga, sangat wagu. Rambutnya
dibiarkan terurai, namun tidak nampak bagus. Sangat mirip Bellatrix Lastrange,
sungguh!
Semakin
dekat, dan akhirnya kita semua sadar bahwa Ibu tersebut adalah : Bu Zetmi.
Benar kata Ustadz: kita mestinya sholat dulu~~~
Mau tidak
mau kita harus sedikit berbincang dengan Bu Zetmi, berbicara mengenai kabar dan
menjawab pertanyaan klise semacam : “kerja dimana sekarang, mas?” atau “Masih
inget Ibu tidak?” (YAIYALAH INGET, KELEEEZ! )
Syukurlah,
Ruth segera nampak, dan kita sesegera mungkin mengakhiri perbincangan dengan Bu
Zetmi. Semoga sehat selalu, Bu.
Sekedar mengingatkan, ditempat yang sama, tahun lalu Halal Bi Halal 2013, kita disambut dengan sangat ramah oleh Ayahanda Ruth. RIP, Om..
Sekedar mengingatkan, ditempat yang sama, tahun lalu Halal Bi Halal 2013, kita disambut dengan sangat ramah oleh Ayahanda Ruth. RIP, Om..
![]() |
Ruth 1 |
![]() |
Ruth 2 |
3. Bayi Yang Belum
Bisa Dilihat Di Rumah Lupi
Hari kedua
HBHOTR 2014. Pagi itu, setelah selesai mengunjungi rumah Kenter, kita menuju
Bumi Pundak Payung. Kira – kira masih pukul 10:00 am. Wajah kita masih segar,
tidak nampak bahwasanya pagi itu kita tidak mandi. Mbahe mem-parkir Kuda agak
jauh dari rumah Lupi, dan tentu tujuannya, agar Kuda tidak melukai siapapun…
Dan perlu
teman-teman ketahui, ternyata aku, Mbahe, dan Dwi tidak terlalu mengikuti
perkembangan dari Lupi. Hal itu dapat kita simpulkan dari perbincangan dibawah
ini :
Mbahe :
“Mbak Lupi, anakmu mana ??”
Ompong :
“He’e mbak Lupi, mana anakmu? Bawa sini dong, biar bisa ketemu sama Om-om
keren… wheheheh”
Dwi : (cuman
senyum)
Lupi : “
waaah, masih didalem tu loo…”
Mbahe :
“owwh, lagi tidur ya?”
Dwi : “ mbok
dibangunke sebentar to.. pengen lihat nih”
Lupi :
“waaah , yo gak bisa, belum boleh keluar adek bayinya”
Mbahe:
“weeh, belum boleh keluar?? Owwh belum waktunya yaa ?? apa masih sakit to?”
Lupi : “ ga
sakit..heheheh, cuman belum boleh keluar yo, belum waktunya”
Ompong :
“emang disini (di Pundak Payung), bayi boleh keluarnya jam berapa sih?”
Lupi : “
hehehe.. yo pokoke kalau sekarang belum boleh keluar”
*mulai
bingung*
Mbahe :”
kalau gitu, kita bertiga aja yang masuk ke dalam, kita cuman mau ambil fotonya
kog”
Lupi :”yo
gak bisaa, Mbahe… ga boleeeh yoo
*tambah
bingung*
Ompong : “
lo gimana to mbak Lupi, masak kita ndak boleh lihat bayimu? Terus yang boleh
siapa dan kapan??!” (mulai agak emosi)
Lupi :
“gimana mau lihat diozzz, wong bayinya belum keluar !! aku tu masih hamil,
belum melahirkaann. Bayinya masih diperut ni loooo…………..
~!@#$%^&*()_+$%^&*()_+#$%^&*()
Dan kita
bertiga nampak sangat tolol……………..
![]() |
Bayinya masih di perut, Bos |
![]() |
Dwi berfoto bersama Fatin dan Vokalisnya Las Child |
HBOTR 2014
hari kedua. Sore kira kira pukul 04:00 pm. Aku, Mbahe, Thong, Dwi dan Lupus
meninggalkan kota semarang. Kita menuju Kendal.
Karena
menggunakan jalan utama Semarang – Kendal kita anggap sudah terlalu mainstream,
kali ini kita menuju Kendal melalui jalan Boja. Apakah jauh ?? jangan tanya.
Rasanya seperti menuju ke barat mencari kitab suci, Bung. Gelap, kanan kiri
hutan, dan seakan-akan tidak ada ujungnya.
Kita hanya
bisa melihat pohon dengan penerangan yang sangat minim. Kita bisa saja
diberhentikan ditengah jalan oleh beberapa perampok dan mengambil semua barang
kita. Namun, aku yakin perjalanan kita akan tetap aman-aman saja, kalian pasti sudah
tau alasannya : karena kita mengendarai Kuda~~~
Singkat kata
kita sampai dirumah Bose pukul 6:30 pm. Dan kita mendapat kabar bahwa Bose
sedang berada di Boyolali, Ayah Bose sendiri yang menyampaikan kabar tersebut
kepada kita.
Karena waktu
sudah hampir habis untuk sholat maghrib. Kita menyempatkan waktu untuk sholat
di masjid di dekat rumah bose. Dan sesaat sebelum kita memulai sholat : Tiba –
tiba Bose muncul di hadapan kita. Aneh bin ajaib. Dan aku sampai sekarang tidak
mengerti bagaimana hal itu bisa terjadi.
Setelah
melakukan riset, ada 3 percakapan yang kudapati, dan akan aku tuliskan secara
sederhana di bawah ini :
A. Percakapan antara
Bose dengan Ayahnya pada pukul 05:00 pm
Bose : “ Yah, aku mau minta tolong, penting…”
Ayah : “iya, Nak. Apa yang bisa Ayah bantu
untukmu?”
Bose : “yah, nanti mungkin ada 2 orang
temanku yang akan berkunjung ke sini, namun aku malas untuk menemui mereka,
temanku waktu STM dulu.
Ayah : “nah, kenapa kamu malas nak ?”
Bose : “ mereka itu tukang bully, aku
sering jadi korban mereka, apalagi yang tinggi, ahli sekali mem-bully-ku. Suka
sekali mem-bully Arsenal-ku yang ga pernah menang liga Champion!! ”
Ayah : “Jahaaaat sekali, lalu apa yang
bisa Ayah lakukan untukmu, Nak ?”
Bose : “aku malez ketemu mereka, para
tukang bully. Bisa Ayah bilang ke mereka jika aku sedang berada di Boyolali
ketika mereka sampai disini ? please Yah… aku akan berada di kamar saja..“
Ayah :”baik, Nak akan Ayah lakukan……”
B. Percakapan antara Ompong, Mbahe, Thong, Dwi dan (menyusul) Lupus, dengan Ayahnya Bose, pukul 6:30 pm, ketika baru saja sampai di rumah Bose
Ompong : “Assalamualaikum…
Ayah : “Waalikumsalam….. Monggo Mas, cari
siapa ?”
Ompong : “ANGGANA-nya ada Pak ??
Ayah : “owwh Anggana…. Wah Anggananya lagi di Boyolali itu, Mas..
Thong :”owalah, ke Boyolali. Ada acara apa
ya, Pak ?”
Ayah : “ sedang ada acara keluarga di
Boyolali, mas. Apa tadi tidak telephone dulu? Janjian akan main ke sini ?
Dwi : “ tidak, Pak.. kita tujuannya mau
surprise”
Ayah : “owalah.. mas – mas ini temannya
STM ?
Dwi : “iya Pak, Stemba”
Ayah : oww.. la gimana, Anggananya di
Boyolali itu…”
Ompong : “yaudah, Pak, kita pamit saja.
Kita juga mau sholat dulu di masjid sana ( sambil menunjuk masjid dekat rumah
bose)”
Namun tiba-tiba Lupus muncul dari belakang.
Lupus : “ Gimana diozz ? Bose ada??”
Ompong
: “ Tidak ada, Pus. Bose lagi pergi ke Boyolali.
Lupus : “aaaah… sayang banget, padahal aku
kangen sama bose~~~”
Ayah : “ Mbak nya ini juga temen STM?”
Lupus : “iya Pak, kita semua satu kelas waktu
STM dulu”
Ayah : “Anggananya lagi di Boyolali Mbak
Mbahe : “yaudah kalau gitu kita pamit, Pak
.. salam buat Anggana kalau sudah pulang”
Ayah : “owh ya monggo…”
C. Percakapan antara Bose dengan Ayahnya tepat ketika romongan meninggalkan rumah untuk menuju masjid. Pukul 06:40 pm.
Bose : “ Gimana yah ? lancar ?
Ayah : “ lancar Nak… aku bilang kamu
sedang di Boyolali untuk keperluan acara keluarga…”
Bose : “ makasih Yah. heheh"
Ayah : “ bener katamu, Nak. Si tinggi itu
emang kelihatan tukang Bully.. wajahnya antagonis sekali”
Bose : “apa aku bilang, Yah. Maka dari itu
aku males. Ehhh … tapi tadi kog kayanya ada suara perempuan ? emang di
rombongan itu ada perempuannya ?
Ayah : “iya kogg, ada perempuan-nya..
orangnya pakai kerudung,tinggi, kurus ”
Bose : “sik sik sik, yaaaah.. tinggi,
kurus, dan pakai kerudung ?? apakah model – modelnya seperti Taylor Swift dan
Mikha Tambayong?"
Ayah : “iya iyaaa. Bener. Modelnya seperti
Taylor Swift dan Mikha Tambayong”
Bose : “WHAAAAAAAAT….. itu Nuril Yah …. !!
Nuril dateng ke rumah kita Yah …"( sambil matanya berkaca – kaca)
Ayah : “Nuril ?? siapa itu Nuril? Apa
hubungan kamu dengan Nuril, anakku ?”
Bose : “ Nuril itu kesayanganku, yah~~ ..
Ah, harusnya aku biarkan saja mereka masuk. Aku tidak tau Nuril akan ikut . Yah, kita harus lakukan Plan B.."
Ayah : “Plan B? apa plan B kita, Nak ?"
Bose : “begini, kita bilang saja bahwa
yang sedang di Boyolali itu adalah kakak Anggara. Dan Ayah tadi salah dengar..
bagaimana ? aku harus ketemu Nuril, Yah, please…."
Ayah :”baiklah, kita lakukan plan B."
Bose: “thanks Yah, sekarang dimana mereka
?"
Ayah : “mereka ke masjid, mereka mau
melaksanakan sholat maghrib. Segera kejar Nak."
Dan setelah itu seperti yang sudah aku tuliskan diatas
: Bose muncul di depan rombongan kita, dengan mengutarakan plan B nya.
HAHAHAHAHAHAHA .. Tidak , tidak. Tentu saja itu semua tidak benar. Tentu saja ke-3 percakapan diatas adalah fiktif. Itu hanya hasil kesimpulan jahat sepihak yang aku buat (yang sebenarnya ada kemungkinan benar :p ). Ayah bose memang sepenuh hati salah mendengar antara ANGGANA dan ANGGARA, tidak ada plan B, dan tentu saja tidak ada Bose yang tiba-tiba mau menemui kita cuma karena ada Nuril. Semua murni karena kesalahan komunikasi. Bose mungkin sedikit jahat, namun tidak sejahat itu… haha !!
![]() |
Mr. Plan B |
![]() |
Rencana yang gagal |
5. Menyalurkan Hasil Iuran ke Panti Siti Khadijah
Berbeda dengan HBOTR tahun lalu, tahun ini kita ada misi untuk menyalurkan hasil iuran kita ke Panti Siti Khadijah. Panti ini adalah hasil recomendasi dari sodara kita Ninda Kusuma Yani. Kita menyempatkan waktu untuk mengunjungi Panti Khadijah saat hari pertama, setelah mengunjungi rumah Ninda.
Panti Siti Khadijah ini adalah panti khusus perempuan. Panti yang terletak di Pedurungan Semarang tersebut menampung "cewek-cewek" dari kelas kanak-kanak, hingga tingkat SMA. Dan oleh sebab itu, kita dipertemukan dengan Dek Ana.
Dek Ana adalah murid dari SMK 2 Semarang, tingkat 11. Anaknya sungguh manis, sopan, rambutnya sedikit keriting dan hitam. Dek Ana sedikit malu-malu jika kita ajak berbicara. Bisa dibilang, Dek Ana adalah salah satu yang "dituakan" di Panti ini.
Dek Ana pula lah yang menerima sumbangan kita. Ingin rasanya, entah kapan, bisa bertemu Dek Ana lagi..
![]() |
Panti Siti Khadijah beserta Dek Ana |
![]() |
Anak-anak Panti Siti Khadijah |
6. Cerita di dalam foto
Berikut
adalah beberapa foto dan tentu saja pada masing – masing foto terdapat cerita
seru yang tersembunyi di dalamnya, kadang malah cenderung memalukan tentang
HBOTR 2014 kita ini. Tapi mungkin, kadar keanehannya belum bisa menandingi ke 4
cerita sebelumnya.
Seperti cerita di rumah Kenter dimana ternyata Bu Indra
adalah orang yang sangat melek teknologi. Beliau mengenal Whatsapp, Wechat dan
segala aplikasi-aplikasi jejaring sosial. Lalu ada cerita bagaimana kita
mendapat rokok gratis 2 pack hasil pemberian pacarnya Lupus, mirip saat kita
mulai mengenal istilah Sekatan, yang artinya rokok yang memang disediakan untuk
tamu di rumah Bang Sept.
Lalu ada
cerita, bagaimana Mbahe menabrak suatu pohon dibelakangnya ketika parkir di
dekat rumah Tukul, oh, tapi teman-teman
tenang saja, Kuda tidak lecet apapun. Kuda baik-baik saja.
Berikut
foto-foto lain :
Hari pertama :
Hari pertama :
![]() |
Ibunda Sara |
![]() |
Ayahanda Sara |
![]() |
Betty |
![]() |
Dom |
![]() | |
Bu Neny (Penting). Haha |
![]() |
Mabox |
![]() |
Dila |
![]() |
Adiknya Fuck_ri |
![]() |
Bayu |
![]() |
Gento |
![]() |
Pacar Gento |
![]() |
Dwi (Dwi akan ikut perjalanan kita selanjutnya) |
![]() |
Eyangnya Mbak Qi |
![]() |
Novita (Teman Mbahe) |
![]() |
Kos Manyun |
![]() |
Dezha |
![]() |
Ninda |
![]() |
Aseeeekk |
![]() |
Bang Sept 1 |
![]() |
Bang Sept 2 |
Hari kedua
![]() |
Bu Indra |
![]() |
Thong (Thong selanjutnya ikut perjalanan kita) |
![]() |
Kita dan Kuda |
![]() |
Anti peluru dan anti gores, Bung |
![]() |
Lupus beserta Ayah dan Ibu |
![]() |
Wellyndo |
![]() |
Arab dan Kiki |
![]() |
Muna dan Suami |
![]() |
Ayah dan Ibu Tukul |
![]() |
Salis |
![]() |
Ika |
![]() |
Terakhir : Mbahe dan Ki Daus (Adebayor) |
Terima kasih
yang tulus aku ucapkan kepada teman – teman untuk waktu, hidangan, dan
obrolannya. Pada dasarnya, aku dengan jujur mengakui, bahwa mengobrol dengan
temanku adalah salah satu hal yang paling aku nikmati di dunia ini. Ngobrol itu
sederhana, namun menyenangkan.
Aku tidak
akan pernah bisa menjadi Andy Dufresne, dan aku adalah brengsek yang paling
brengsek. Namun, sayangku kepada temanku akan selalu ku-usahakan lebih
besar ketimbang sayangnya temanku kepadaku. Titik.
"I don't ask for much in a friendship. Just don't be a sensitive little faggot, have a sense of humor & stay stay stay loyal to me"- Ted
10 October
2014. Dimas Oscar Setiawan. | Juru foto : Eka Hadi Kusuma
No comments:
Post a Comment
mangga komentarnya...